16 September 2009

07 September 2009

Test2 IQ


Salam Ramadhan.. pagi2 yang hujan ni.. rasa sejuk memanjang, semua nak buat kerja macam malas (macam je) jadi test2 ckit IQ. hasilnya seperti di bawah...

Free IQ Test
Free-IQTest.net - Free IQ Test

first time test ni.. aku tak nak mengalah.. sebab 6 soalan aku tembak. Aku tak puast hati...!! tak puas hati!!!...

kalau anda berminat anda pun boleh test2 IQ. jadi testlah...

Akhiey

05 September 2009

IQ EQ SQ

Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value, yakni kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup dalam konteks makna yang lebih luas. Kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibanding dengan yang lain. Dapat juga dikatakan bahwa kecerdasan spiritual merupakan kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan, melalui langkah- langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah dalam upaya menggapai kualitas hanif dan ikhlas5. SQ adalah suara hati Ilahiyah yang memotivasi seseorang untuk berbuat atau tidak berbuat .

Kalau EQ berpusat di hati, maka SQ berpusat pada “hati nurani” (Fuad/dhamir). Kebenaran suara fuad tidak perlu diragukan Sejak awal kejadiannya, “fuad” telah tunduk kepada perjanjian ketuhanan ” Bukankah Aku ini Tuhanmu ?” Mereka menjawab :” Betul (Engkau Tuhan kami ), kami bersaksi “( al-A’raaf,7:172 ). Di samping itu, secara eksplisit Allah SWT menyatakan bahwa penciptaan Fuad/ al-Af’idah selaku komponen utama manusia terjadi pada saat manusia masih dalam rahim ibunya (al-Sajadah,32:9). Tentunya ada makna yang tersirat di balik informasi Allah tentang saat penciptaan fuad karena Sang Pencipta tidak memberikan informasi yang sama tentang waktu penciptaan akal dan qalbu. Isyarat yang dapat ditangkap dari perbedaan tersebut adalah bahwa kebenaran suara fuad jauh melampaui kebenaran suara akal dan qalbu .




Hati di dada?

Agar SQ dapat bekerja optimal, maka “Fuad” harus sesering mungkin diaktifkan. Manusia dipanggil untuk setiap saat berkomunikasi dengan fuad-nya Untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu, tanya dulu pendapat fuad/dhamir. Dengan cara demikian maka daya kerja SQ akan optimal, sehingga dapat memandu pola hidup seseorang. Inilah yang dimaksudkan oleh Rasulullah SAW dengan sabda beliau “sal dhamiruka” (tanya hati nuranimu). Fuad ibarat battery, yang kalau jarang dipakai maka daya kerjanya akan lemah, malah mungkin tidak dapat bekerja sama sekali. Dalam kaitan ini lah, agama menyeru manusia agar mengagungkan Allah, membersihkan pakaian dan meninggalkan perbuatan dosa. (al-Mudatstir, 74:1-5) Semuanya itu diperintahkan dalam kerangka optimalisasi daya kerja fuad / mempertinggi SQ seseorang.

Mengacu kepada paparan di atas, dapat ditegaskan bahwa Islam memberikan apresiasi yang tinggi terhadap SQ. Tinggal lagi bagaimana manusia memelihara SQ-nya agar dapat berfungsi optimal. Sebagai perbandingan ada baiknya penulis mengambil contoh berikut : “Apabila kita lupa sesuatu , bukan berarti hal yang terlupakan itu telah hilang dari tempat penyimpanannya, melainkan karena sistem untuk mengakses ke tempat penyimpanan memori tersebut sudah lemah. Akses ke tempat penyimpanan akan kembali kuat bila sering dipergunakan. Begitu pula sebaliknya.”6 Demikian juga halnya dengan SQ, kalau sistem untuk mengaksesnya sering dipergunakan, maka daya kerjanya akan optimal. Allah SWT menjamin kebenaran SQ , karena ia merupakan pancaran sinar Ilahiyah. (al-Najmu, 53:11). Penegasan al-Qur’an ini menunjukkan bahwa SQ adalah landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif. Bahkan SQ merupakan kecerdasan tertinggi.7

Penutup

Jantung = hati ?

Sentuhan al-Qur’an dan al-Hadis yang begitu halus dan gamblang terhadap akal , qalbu dan fuad sebagai pusat IQ , EQ dan SQ menunjukkan bahwa Islam memberikan apresiasi yang sama terhadap ketiga sistem kecerdasan tersebut. Hubungan ketiganya dapat dikatakan saling membutuhkan dan melengkapi . Namun kalau akan dibedakan , maka SQ merupakan “Prima Causa ” dari IQ dan EQ. SQ mengajarkan interaksi manusia dengan al-Khalik , sementara IQ dan EQ mengajarkan interaksi manusia dengan dirinya dan alam di sekitarnya. Tanpa ketiganya bekerja proporsional, maka manusia tidak akan dapat menggapai statusnya sebagai “Khalifah” di muka bumi.



Oleh karena Islam memberikan penekanan yang sama terhadap ” hablun min Allah ” dan “hablun min al-naas “, maka dapat diyakini bahwa keseimbangan IQ, EQ dan SQ merupakan substansi dari ajaran Islam. Jika selama ini orang Islam sadar atau tidak, turut mengagungkan dan memberi penekanan terhadap pendidikan akal dengan mengenyampingkan pendidikan hati dan hati nurani berarti orang Islam telah mengabaikan semangat dan ajaran agamanya. Kondisi yang tidak ideal tersebut sudah waktunya diakhiri , dengan memberikan pendidikan dan kepedulian yang sama terhadap IQ, EQ dan SQ .

Wa Allah ‘alamu bi al-shawab

untuk lebih lanjut sila layari http://sharudin.com

Akhiey